- Pengantar
Keberadaan sastra pada awal Islam dikenal dengan adab al-Muhadramain, sebuah karya sastra yang berkembang atau muncul pada dua masa, yaitu Jahiliyah dan awal Islam. Jenis satra arab ini mempunyai karakteristik sejarah dan nilai yang sangat besar, karena jenis sastra ini hidup pada masa jahiliyah serta menggambarkan kehidupan dengan sangat detail, yaitu berpindahnya dari kehidupan jahiliyah dan kehidupan Islam.(al-Nadwa:16)
Pengaruh yang paling luar biasa pada masa awal Islam adalah adanya al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam dan Hadis Rasul yang memiliki makna penting dalam periode ini. Maka bahasa arab yang berkembang pada periode ini otamatis mendapat pengaruh luar biasa dari al-Qur’an dan al-Hadis.
Dalam sejarah perkembangan agama Islam di zaman Nabi, puisi sangat berfungsi sekali untuk mengadakan berbagai macam komunikasi. Terhadap penyair Islam, Nabi selalu mengadakan penghargaan yang tinggi sekali, sehingga para penyair Islam itu selalu menempati tempat terdekat di sisi Nabi. Hal itu dikarenakan jumlah tentara yang akan membela Islam dengan kekuatan senjata sangat banyak jumlahnya sedangkan yang membela Islam dengan puisi sangat terbatas sekali, karena itulah Nabi memberi kepada para penyair segala macam penghargaan.(Al-Muhdar, 1983:106-108)
Pada awal Islam ini, menurut Juzif Al-Hasyim (1968: 235-236), muncul empat tingkatan penyair, yaitu:Pertama, kelompok yang meninggalkan puisi dan hanya beribadah kepada Allah. Kedua kelompok yang menghina dan mengejek Nabi. Ketiga, kelompok yang menolong Nabi dan para sahabatnya. Keempat, kelompok yang tetap berpuisi sebagaimana kebiasaan mereka dulu.
Kelompok yang ketiga yang terdiri dari Ka’ab ibn Malik, Hassan ibn Tsabit, Abdullah ibn Rawahah merupakan kelompok yang berjasa besar dalam Islam. Mereka selalu membela Nabi ketika Nabi berhadapan dengan musuh-musuhnya yang selalu menjelek-jelekkan Nabi dengan beragam cemohan lewat puisi mereka. Kelompok ini terpilih untuk menolak segala cemohan yang dilontarkan oleh para penyair Quraisy.
Hassan bin Tsabit adalah sahabat yang paling menonjol diantara mereka. Dari kalangan sahabat beliau merupakan seorang penyair yang tak tertandingi, bahkan dari kalangan musuh sekalipun. Beliau merupakan penyair yang dicintai para khalifah, sehingga dalam kehidupannya beliau mendapat tunjangan dari baitul mal. Hassan bin Tsabit merupakan sahabat yang menghabiskan separuh hidupnya untuk mengabdi pada ajaran Islam. Karena begitu besarnya jasa Hasan bin Tsabit pada Islam, sudah seharusnya kita mengetahui sosok Hasan bin Tsabit.
- Asal-usul Hasan bin Tsabit
Hasan bin Tsabit dilahirkan di Madinah sebelum tahun gajah. Nama lengkapnya adalah Abu Walid Hasan ibn Tsabit al-Anshary, penyair Rasulullah, pujangga Muhadramain dan termasuk bani Najjar penduduk Madinah. Dia termasuk sahabat yang mempunyai kemampuan dalam berpuisi karena berasal dari kaum yang dikenal punya cita rasa puisi yang bagus. Maka tidak mengherankan jika kemudian Hasan ibn Tsabit mempunyai bakat itu, karena ia hidup pada dua masa, Jahiliyah dan Islam.
Setelah Rasullulah hijrah ke Madinah dan orang-orang Anshor masuk Islam, dia masuk Islam dan membela Islam dengan lisan sebagaimana kaumnya membela dengan pedang. Perkataannya yang mengandung penghinaan dan kemarahan terhadap musuh-musuh Nabi mempunyai pengaruh yang positif.
Kehidupan Hasan setelah sepeninggal nabi, ia banyak dicintai para khalifah dan terus mendapatkan pemberian yang mencukupi dari Baitul Mal. Dia berusia panjang sampai-kira-kira 120 tahun. Kehidupannya banyak untuk menikmati indera dan akalnya. Pada tahun-tahun terakhir umurnya, ia menjadi lemah dan buta. Meninggal pada tahun 54 H pada masa pemerintahan Umaiyah.(Wargadinata dan Fitriani, 2008: 254)
- Syi’ir-syi’ir Hasan bin Tsabit di masa Jahiliyah dan Islam
Hasan termasuk penyair kota Hadlar pada masa Jahiliyah dan penyair Yamani pada masa Islam. Tidak ada sahabat Rasulullah dan musuh Rasulullah yang melebihinya pada masanya. Puisi-puisi Hassan pada masa jahiliyah cukup keras, asing bahasanya dan sukar. Setelah masuk Islam puisinya menjadi halus, baik susunan ataupun arti-artinya. Dan Kebanyakan puisi yang dibuat adalah bertema satire, pujian dan kebanggaan terhadap dirinya dan kaumnya. Salah satu puisinya pada masa Jahiliyah adalah:
ولقد تقلدنا العشيرة امرها ونسود يوم النائبات ونعتلى
ويسود سيدنا حجاجح سادة ويصيب قابلنا سواء المفصل
ونخاول الأمر المهمّ خطابة فهم ونفصل كل امر معضل
وتزور أبواب الملوك وروكابنا ومتى نحكم في البرية نعدل
Adapun beberapa puisinya setelah masuk Islam adalah:
إن الذوائب من فهر وإحواتهم قد بيّنوا سننا للناس تتبع
يؤضى بها كل من كانت سريرته تقوى الإله وبالأمر الذي شرعوا
قوم إذا حاربوا ضروا عدوهم او حاولوا النفع في أشاعهم نفعوا
Sesungguhnya penghulu itu hanya dari suku Fihr dan saudara-saudaranya. Yang telah menerangkan kepda manusia suatu agama agar untuk diikutinya. Yaitu agama yang disenangi oleh setiap orang yang hatinya bertaqwa kepada Tuhan dan mengikuti syariatnya. Kaum itu suka berperang akan membinasakan musuh-musuh atau berusaha memanfaatkan keikutsertaanya tanpa dijelaskan.
- Jenis-jenis syi’ir Hasan bin Tsabit
Dari sekian banyak jenis syi’ir Hasan bin Tsabit, ada empat jenis yang paling dominan yaitu: hijaa’, madh, fakhr dan hikmah.( Diwaktu Hasan bin Tsabit membela Nabi dengan syi’irnya, tema jenis puisi hijaa’ tidak ditujukan pada seluruh orang Qurais, akan tetapi ditujukan pada beberapa orang Quraisy saja seperti Abu Jahal, Abu Sufyan dan Abu Lahab. Dengan puisi ini, Hasan bin Tsabit tidak menghina mereka dari segi nasabnya, akan tetapi Hasan bin Tsabit menghina sifat-sifat mereka yang buruk seperti suka memutus tali silaturahmi, bodoh, bakhil dan lain-lain. (Junaidi, 1376: 174) Seperti bait syi’ir Hasan bin Tsabit:
AKu tidak peduli apakah kambing mencela dengan kesedihan,
atau tukang cela menghardikku dari balik punggungku.
Maksud Hasan disini adalah bahwa ucapan-ucapan orang yang suka mencela, yang suka berbicara kesana-kemari, yang tidak ada yang dibanggakan, dan yang suka menjatuhkan kehormatan orang lain, sama sekali tidak membahayakan dan tidak penting. Semua itu tidak akan memalingkan perhatian orang muslim dan tidak mengusik orang yang berani.
Dalam jenis puisi madh, Hasan bin Tsabit banyak memuji Rasulullah, para sahabatnya, para khalifah serta para kaum Muslimin. Seperti puisi dibawah ini;
وأجمل منك لم تلد النساء
Yang lebih baik darimu tak pernah kulihat,
yang lebih elok darimu tak pernah terlahirkan
خلقت مبرأ من كل عيب
كأنك خلقت كما تشاء
Kau lahir tanpa sedikitpun cacat,
seolah kau tercipta seperti yang kau inginkan
Yang lebih baik darimu tak pernah kulihat,
yang lebih elok darimu tak pernah terlahirkan
خلقت مبرأ من كل عيب
كأنك خلقت كما تشاء
Kau lahir tanpa sedikitpun cacat,
seolah kau tercipta seperti yang kau inginkan
Adapun Jenis puisi fakhr Hasan bin Tsabit sangatlah banyak. Terkadang dalam puisinya ia menyebutkan kemulian-kemulian yang dimiliki kaumnya yaitu para sahabat Anshor dan menyebut kebaikan-kebaikan kabilah Khozroj. Ketika ia membanggakan dirinya sendiri, ia sering membanggakan kefasihan lisannya, keindahan syi’irnya dan ia juga sering membanggakan dirinya sendiri seperti mengaku bahwa dirinya seorang pemberani dan gagah.
- Penutup
Hasan bin Tsabit merupakan penyair di masa hadramain yang sangat dicintai Nabi. Ia merupakan seorang penyair yang berasal dari bani Najjad, salah satu bani di kota Madinah. Ia masuk Islam ketika nabi Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Sehingga Hasan bin Tsabit tremasuk golongan sahabat Anshor. Setelah Hasan bin Tsabit masuk Islam, puisinya banyak mengalami perubahan, baik dari bentuk ungkapan maupun artinya. Di masa Jahiliyah, puisi Hasan bin Tsabit tergolong puisi yang keras dan bahasanya sukar untuk dipahami. Akan tetapi, setelah beliau masuk Islam puisinya menjadi halus, baik dari segi ungkapan maupun artinya. Setelah masuk Islam puisinya banyak yang berbentuk madh yang ditunjukan kepada Nabi Muhammad, para sahabat maupun untuk kabilahnya sendiri.
Daftar Pustaka
Wargadinata, Wildana dan laily fitriani. 2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang: UIN-MALANG PRESS.
Junaidi, Muhammad.1376 H. al-Adabu al-‘Arabi wa Tarikhuhu. Riyadh: al-Idarah al-Ammah li Ma’aahid wal Kuliiyat bi Mamlakatil al-‘Arabiyah al-Su’udiyah.
Ian. 2009. Pujian Hasan bin Tsabit Untuk Rasulullah (online), http//www.google.com, diakses 3 Mei 2010.
Recent Comments